20 Desember, 2010

Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah

YANG BERJATUHAN DI JALAN DAKWAH (sebuah ringkasan dari buku Fathi Yakan)

Sebab-sebab tasaquth
A. Sebab-sebab yang bersumber dari pergerakan
1. Lemahnya aspek tarbiyah
Kalahnya aspek tarbiyah dari urusan administrasi, organisasi, dan politik membuat hubungan, pertemuan, dan aktivitas menjadi kering dari kehidupan Rabbani dan juga rohani. Situasi yang seperti ini menimbulkan ketegangan dan perasaan sensitif.
Kalangan yang kerap terjebak adalah para pemimpin, administrator, dan orang-orang yang memegang urusan politik dan sosial. Apabila tidak segera sadar dan memperbaiki diri, maka akan terpental dari jalan dakwah.
Iman bisa bertambah dan berkurang:
QS Al-Fath: 4
QS Al Kahfi: 13
QS Muhammad: 7
QS Al Mudatsir: 31
 maka mintalah kepada Allah untuk Dia memperbaharui iman di hatimu.
Tarbiyah harus menjadi kesibukan utama pada pergerakan!
Islam mengkikis segala ambisi pribadi dan melebur egosime untuk mencapai tujuan Islam yang tinggi dan mulia.
Cukuplah mencari keridhoan Allah SWT, TIDAK mencari keridhaan Allah SWT dan senang dipuji.

2. Tidak proporsional dalam memposisikan anggota
Pergerakan yang profesional dan matang adalah pergerakan yang mengetahui kemampuan, kecendrungan, dan bakat para anggotanya, serta mengenal titik kekuatan dan kelemahan mereka sehingga dapat menempatkan anggota pada tempat yang sesuai.
Lembaga harakah Islamiyah wajib mengklasifikasikan potensi seluruh anggotanya sesuai dengan spesialisasinya dan prestasi mereka. Contoh: sebagian untuk urusan tarbiyah, politik, harta, dan olah raga.
Proses pemilihan yang sesuai bagi anggota harus didasarkan pada studi tang teliti, mendalam, jauh dari sikap karbitan, emosional, dan ketergesaan.

3. Tidak memberdayakan semua anggota
Fenomena ini paling berbahaya karena aktivitas menjadi tertumpuk pada kelompok tertentu. Sementara kelompok mayoritas tidak mendapatkan tugas. Pada akhirnya semangat jihad menjadi luntur, serta menghilang dari pentas dakwah karena merasa tidak produktif akibat lemahnya ikatan keanggotaan.

4. Lemahnya kontrol
Lemahnya kontrol terhadap anggota dan kurangnya perhatian kepada anggota akan membuat anggota kecewa, frustasi, dan akhirnya terpental dari jalan dakwah. Namun sebaliknya, apabila pergerakan mampu memberikan solusi dalam setiap masalah anggotanya, anggota akan merasa aman dan diperhatikan oleh pergerakan. Kepercayaan terhadap pergerakan semakin mantap dan akan melanjutkan perjuangan dengan penuh semangat.
Agar mampu mengontrl anggotanya, maka pergerakan harus menyeimbangkan perluasan daerah dan penambahan anggota dengan penyediaan jaringan kepemimpinan yang mampu menguasai basis masa dan memenuhi kebutuhan mereka yang terus berkembang.
Anggota pergerakan harus merasa menyatu dengan lembaga yang diikutinya dan saudara-saudaranya. Rasa itu muncul karena sikap saling menanggung, melengkapi dalam hal kejiwaan, mentalitas dan materi, serta kontrol yang terus menurus.
Kontrol terhadap pergerakan dapat dilakukan melalui dua sisi. Dari sisi struktural melalui seluruh jaringannya dan dari sisi persaudaraan melaui individu-individunya.

5. Kurang sigap dalam menyelesaikan persoalan
Terkadang persoalan cukup diselesaikan dengan tidak lebih dari satu kata, satu keputusan, satu kunjungan, sekali pertemuan, sekali pemberian maaf, sekali penjelasan, sekali pengungkapan, ataupuun hal mudah lainnya.

6. Konflik internal
Sebab munculnya konflik internal:
- lemahnya pimpinan dalam mengendalikan barisan dan mengatur berbagai urusan
- adanya tangan-tangan tersembunyi dan kekuatan eksternal yang sengaja mengobarkan fitnah
- perbedaan watak dan kecendrungan antar anggota yang disebabkan oleh ketidaksikronan antara tarbiyah dan lingkungan.
- persaingan untuk mendapatkan kedudukan struktural maupun politis
- mengabaikan sistem syuro
- kosongnya aktivitas dan mandulnya produktivitas

7. Pemimpin yang lemah
Lemahnya kepemimpinan disebabkan oleh:
- lemahnya daya nalar dan intelektual pimpinan
- lemahnya kemampuan struktural

Sifat-sifat yang harus dimiliki pemimpin pergerakan
1. Mengenal dakwah
Untuk mengenal dakwah, harus menguasai ideologi, doktrin, dan strukur dakwah, mengikuti aktivitas dan memantau gerak-geriknya.
2. Mengenal diri
- mengenali kelemahan dan berusaha memperbaikinya
- mengetahui keunggulan diri dan berusaha mempertahankan dan mengembangkannya
- memiliki keinginan untuk mengembangkan tsaqafah
- mempelajari tokoh-tokoh pemimpin islam
3. Perhatian yang utuh
Perhatian yang utuh kepada anggota maka akan membantu untuk dapat mendapatkan kepercayaan mereka sehingga dapat memberdayakan potensi mereka secara optimal.
4. Teladan yang baik
Seorang pemimpin adalah figur yang diteladani dan ditiru.
QS Al Ahzab: 21
5. Pandangan yang tajam
Sabda: ”Sesungguhnya Allah menyukai penglihatan yang jeli ketika datang syubhat dan akal yang sempurna ketika datang serangan syahwat.”
Kemampuan pemimpin dalam melakukan penilaian secara cepat dan tepat terhadap berbagai peristiwa, mengambil keputusan yang tegas dan bijak, menumbuhkan kepercayaan dan penghargaan anggota kepadanya.
6. Kemauan yang kuat
Kemauan yang membaja sangat dibutuhkan dalam menghadapi segala ujian dan bahaya.
7. Fitnah yang mengundang simpati
Sebuah sifat bawaan yang membentuk kepribadian terkuat bagi seorang pemimpin.
8. Optimisme
Memandang masa depan tanpa menghilangkan sikap mawas diri..

B. Sebab-sebab yang bersumber dari individu
1. Watak yang indisipliner
Penyebab tidak taat kepada pergerakan:
- tidak siap memikul beban tugas struktural sehingga berusaha kabur.
- enggan meleburkan diri dalam bangunan jamah dan berkeinginan kuat menjaga kepribadiannya.
QS Al-Mujadilah: 22
2. Takut mati dan miskin
Melalui pintu ini, setan memasuki jiwa orang-orang yang beriman dan para aktivis. Setan akan menaku-nakuti, mengancam, dan memberikan angan-angan kosong kepada mereka para pelaku dakwah.
QS An-Nisaa’: 120
QS Ali Imran: 175
QS Al-Fath: 11
QS Al Jumuah: 6-8
QS Al Ankabut: 10-11
QS Ali Imran : 168
3. Sikap ekstrem dan berlebihan
Orang yang membebani diri melebihi kemampuannya, tidak menerima sikap moderat, dan bersikeras untuk berlebih-lebihan dalam segala hal, pasti akan mengalami frustasi kejiwaan dan keimanan.
”orang yang zuhud adalah orang yang tidak terlalu senang dan melampui batas saat mendapatkan kejayaan dunia, serta tidak bersedih dan kufur tatkala dunia meninggalkannya.
4. Sikap mempermudah dan menganggap enteng
Orang yang mempermudah pelaksanaan hukum Allah SWT dan menganggap enteng komitmen pada hukum-hukum Allah dan syariat akan merasa termotivasi untuk bersikap longgar dalam hal yang kecil pada awalnya, lalu meningkat ke hal yang besar. Mereka merasa tidak berdosa ketika melakukan dosa-dosa kecil.
5. Ghurur dan senang tampil
Rasullulah dalam hadistnya mengatakan bahwa beliau takut terhadap umatnya karena syitik kepada Allah, amalan yang dilakukan ditujukan kepada selain Allah dan syahwat yang tersembunyi.
QS Al-Qashash: 83
6. Cemburu terhadap orang lain
Qs Al Maidah: 27-30
QS An-Nisaa’: 54
Setiap jamaah menghimpun orang-orang dengan keahlian ynag berbeda dan iu lumrah karena Allah menciptakannya. Namun terkadang kecemburuan menjadikan orang yang mempunyai kemam[uan terbatas tidak mau memposisikan dirinya sesuai dengan ketebatasannya, tetapi memaksdakan diri meski tidak membawa manfaat. Terkadang inilah yang melemparkan seseorang keluar barisan atau dendam pada orang yang dianggap sebagai penyebab kegagalannya.
7. Fitnah senjata
Pennyebab timbulnya fitnah dan faktor penyebab kehancuran pergerakan:
a. Tidak jelasnya tujuan pembentukan kekuatan
Tujuan pembentukan kekuatan adalah terealissaninya perubahan islami, terlaksananya perintah Allah, diterapkannya syariaat Allah, dan dimulainya kehidupan Islami.
QS Al Baqarah: 193
b. Tidak memenuhi syarat penggunaan kekuatan
Syarat:
o Mengoptimalkan penggunaan saran lain terlebih dahulu sehingga penggunaan kekuatan fisik menjadi penyelesaian terakhir.
o Menyerahkan persoalan pada kebijakan imam dan jama’atul muslimin ’kilafah Islam’, bukan pada perorangan atau masyarakat umum.
’amar ma’ruf dengan menggunakan tangan adalah tugas para pemimpin, dengan lisan adalah tugas para ulama, dan dengan hati adalah tugas orang-orang yang lemah.
o Tidak mengundang kerusakan atau fitnah.
Tinggalkan kebaikan yang menimbulkan kejelekan. Menolak kerusakan didahulukan daripada mengambil manfaat.
o Tidak melanggar kebijakan syariat.
• Tidak memerangi musuh yang menjadikan wanita dan anak-anak umat Islam sebagai perisai.
QS Al-Fath: 25
• Tidak menyerang orang-orang yang mendapat perlindungan, yang tidak ikut beroerang, dan tidak merusak kekayaan penduduk.
• Tidak menjerumuskan umat Islam dalam kebinasaan.

o Disesuaikan dengan skala prioritas
• komitmen pada Islam lebih wajib daripada komitmen pada jihad.
• Peperangan tidak masuk dalam rukun iman ataupun islam sehingga rukun-rukun tersebut lebih diprioritaskan.
• Urutannya: Beriman pada Allah dan rasul, kemudian berjihad.
QS Al Hujurat: 15
QS Ash-Shaff: 10-11
o Dipersiapkan dengan benar dan matang
Islam lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. QS Al Baqarah: 249. QS At-Taubah: 25.
Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan dan kemenangan adalah milik orang-orang yang bekerja. QS Albaqarah: 143.
o Tidak gegabah dan reaksioner
o Tidak menjerumuskan umat Islam dalam pertarungan yang tidak seimbang
Umat Islam tidak boleh lari dari peperangan (QS Al Anfal: 15), tapi hukum itu berlaku bila jumlah orang kafir tidak lebih dari dua kali lipat jumlah umat islam (QS Al Anfal: 66).

C. Sebab-sebab eksternal
1. Tekanan tribulasi (penyiksaan fisik)
Tribulasi merupakan alat penguji dan pembersih yang peling efektif. Tribulasi membersihkan barisan, memilah tambang, dan mengukur dalamnya iman seseorang.
QS Al Ankabut: 1-3
QS Muhammad: 31
QS Ali Imran: 173
QS Al Ahzab: 22-23
QS Al Ankabut: 10-11
QS Ali Imran: 186
2. Tekanan keluarga
QS At-Taubah: 24
Kisah Mush’ab bin Umair
3. Tekanan lingkungan
Berada dalam lingkungan yang mempunyai pengaruh negatif dan daya tarik jahiliyah yang sangat kuat akan menimbulkan pertarungan bagi seorang da’i/da’iah.
Penyebab:
- dasar pembinaannya tidak benar
- komitmennya ketika berada di lingkungannya didorong rasa malu, taklid, dan ikut-ikutan. Bukan berdasarkan kesadaran, kepahaman, dan keimanan.
- Pada lingkungan keduanya, ia meninggalkan dunia dakwah dan para aktivisnya, lalu bergabung dengan lingkunga jahiliyah dan bergaul dengan twmwn-twmwn yang buruk.
4. Tekanan gerakan destruktif
Munsulnya kelompok-kelompok yang berlabel Islam, namun kerjanya merusak akal pikiran para pemuda, memandulkan peran dan meracuni dunia mereka. Timbulnya kelompok seperti ini dapat memperburuk wajah dan kepribadian Islam, mencoreng perjuangan Islam , dan menjejali medan dakwah dengan hal yang kontradiktif.
5. Tekanan dari figuritas
Sikap ujub, ghurur (tertipu), terlalu mencintai diri sendiri, sombong, dan egois.
QS ’Abasa: 17-23

Dia

dia diam dalam dekapannya. wajahnya tertunduk seolah tak mau melihat dunia.
dia menyudut dalam kesendiriannya. menghalau dirinya dalam keramaian.

ada tangan yang mencoba mendekat, merangkul tubuhnya yang terkulai lemah.
tapi ntah kenapa dy terlalu enggan meraihnya? dia tapis seakan dia cukup kuat tuk bertarung dalam kediamannya atau seakan dia tak lagi berharap akan ada sang ksatria?