18 Februari, 2011

Lelah ketika mengitarinya tanpa akhir
Lelah ketika mengejarnya sedang ia terus berlari
Lelah ketika mata tak terpejam mengingatnya
Lelah ketika akhirnya tahu dia pergi

Diam ketika tahu semua berlalu
Diam ketika tahu takkan mampu lagi mengejarnya
Diam ketika tahu takkan bisa mengingat indahnya
Diam ketika tahu semua telah berakhir

08 Februari, 2011

Senang Berkenalan denganmu

SENANG BERKENALAN DENGAN MU

Akhirnya cerita lama ini ku tuliskan dalam catatan kecilku. Lama sudah tanganku ingin meentrikan huruf-huruf dalam keyboard ini dan membiarkan otakku menerjemahkan apa yang di rasanya. Tak mudah menuliskannya, karena dia terlalu indah. Hanya sebuah senyuman manis ketika mengingatnya. Senyum penghapus lelah dalam kepenatan. Perjalanan yang melenyapkan jiwa lemah kala bertarung saat ini.

17 Juli 2004
18 Juli 2004
19 Juli 2004
….
29 Juli 2004

Sayang, aku lupa kapan kakak-kakak dan abang-abang itu datang ke kelas X5, kelas yang dinobatkan menjadi kelas terbaik hari terakhir MOS (masa orientasi siswa) saat itu. Tapi yang pasti, waktu itu mereka datang, mereka mengenalkannya kepadaku. Dan hati yang telah lama merindu ini pun terpaut padanya. “Aku akan memilihnya” kata pasti itu terbesit dalam hatiku. Dan akhirnya aku mendapatkannya.

Hari itu Jumat, minggu ke dua aku bersekolah di gedung peninggalan Belanda, jalan sudirman no 1. Jam 11.30 aku berjanji akan datang, tapi sayang aku telat beberapa menit dan sepertinya sudah dimulai. Aku malu masuk untuk menemuinya. “Kenapa telat???” pikirku. “duh, masuk ga ya??” aku saling sikut dengan temanku. Beberapa orang kakak kemudian menghampiri kami, mereka menyambut kami dengan senyum, menyalami kami, dan mengajak kami masuk. aku dan temanku kemudian duduk di kursi depan.

Ukhuwah itu menyambut kami. Disini aku mengenal dan belajar tentang ukhuwah. Sebuah senyuman, sapa hangat dan salaman akan selalu ada menghampiri di setiap perjumpaan. Tak terbiasa awalnya, "cipika cipiki". Lebih-lebih pada diriku yang dengan sedikit sentuhan saja bisa memberikan respon yang berlebihan. Tapi kemudian semua menjadi biasa, karena ia memperat ukhuwah dan menggugurkan dosa. selalu ada semangat baru dan kekuatan ketika tangan ini bersatu tuk berjabat tangan.

Sebuah puisi cermin diiringi oleh nyanyian memenuhi ruangan kelas itu. Kami terpukau, air mataku pun mulai membasahi pipi. Kakak itu menyanyikannya dengan indah, meleburkannya dalam puisi yang mengharu. Nah, kalau yang ini aku ingat siapa orangnya, dia adalah kakak angkatan 06 yang punya nama hampir mirip dengan namaku, untung saja panggilan kami beda. Dia ditemani beberapa temannya menjadi pengisi acara penyambutan kami.
Aku semakin tertarik dengannya.

Setiap minggu aku berangkat lebih awal dari pada jam masuk karena aku ingin selalu mengikutinya. Setiap mingguny denggan kegiatan yang bervariasi. Namun, ada satu hal lagi yang lebih istimewa Wajib memang dan aku beruntung karena program ini pertama kali dan dimulai pada masa ku masuk sekolah. Sekolah mewajibkan kami mengikuti kegiatan mentoring agama islam. Nama kegiatan itu benar-benar baru aku ketahui saat itu. Ntah mengapa aku selalu senang datang pada kegiatan yang baru aku kenal ini, ada saja yang menggerakkan hati ini, dengan penuh semangat aku mengikuti setiap pertemuan-pertemuannya. disinilah kemudian aku mengenal dan mengikuti apa yang namanya tarbiyah tuk selanjutnya.

Semester 2…
Aku mulai sering tidak datang menemuinya…
ini semua gara-gara jadwal les ku yang membuat aku terkadang tidak sempat datang menemuinya.
Padahal rindu juga diri ini bertemu kembali dengannya dan saudara- saudara lainnya.
Aku mulai berpikir, diri ini berkhianat karena tak lagi datang menemuinya rutin setiap minggu. Padahal mulut dan hati ini sudah pernah berjanji waktu itu. untung saja hati ini kemudian tersadar… aku telah memilihnya sejak awal. Bahkan aku sudah memprioritaskan dia dibandingkan yang lain. Aku sudah melepaskan beberapa pilihan ku yang lain untuknya.

Peserta yang sudah mengikuti pelantikan diminta mengikuti wawancara pemilihan pengurus untuk tahun depan. aku termasuk di dalamnya. hati ini pun menolak untuk melakukannya karena tak pernah berpikir untuk menempatkan diri pada posisi itu. tapi akhirnya kewajiban membuat aku mengikuti wawancara, jawaban apa adanya ku berikan pewancara pada waktu itu.

Mubes ke 2, kami datang menyaksikan siapa yang terpilih. salah seorang senior membacakan hasil musyawarah. aku tidak mengerti penuh dengan pembicaraan dan kegiatan yang sedang berlangsung. Namun aku terkejut dan panik di dalam hati. "apa-apaan ini, namaku ada di dalamnya, aku diamanahkan menjadi sekretaris". aku tak siap menerimanya. aku tidak tahu apa yang harus aku kerjakan nantinya. aku hanya ingin bersenang-senang dengannya..tidak lebih..tidak berharap mempunyai posisi lebih.

sebuah amanah telah datang, walau sebenarnya aku tidak tahu bagaimana menjalankan amanah ini. Namun tak ada kuasa ku menolaknya. memang saat itu kami hanya sedikit, tidak ada pilihan dan bahkan sulit bagi pengurus sebelumnya memilih kami. itu pula mungkin makanya namaku ada disana.

semuanya kemudian ku jalani, susah dan payahnya ku lewati, pelajaran dan hikmahnya pun telah ku ambil. seiring berjalannya waktu aku semakin menyenangi pilihan dan apa yang telah dipilihkan untukku ini. aku telah menemukannya. menemukan sesuatu yang dari dulu sudah ku nanti. Bahkan kemudian aku tak kan pernah ingin melepaskannya. Aku telah menempatkannya pada posisi terbaik..

senang berkenalan denganmu…
senang menjadi bagian darimu…
senang… bahkan begitu senang…

senang berkenalan denganmu ROHIS SMA NEGERI 1 PADANG