10 Juli, 2013


hai senja,

Akhirnya malam ini aku tak mampu lagi menyelipkan salamku untukmu..
Kepada gemersik angin, aku tak ingin dia menyampaikannya lagi..
Renyuh aku bersama rasaku yang tiba-tiba jadi hening lagi lengang..
Tak perlu khawatir jika tak ada lagi angin yang membawa syair ku untukmu. 
Anginku hilang sebab ada salam dan rindu lain yang lebih besar yang dititipkan untukmu.

Murka ku dengan katamu buat ku benci dengan inginku yang dulu rela memilih dari sekian banyak waktu dan terangnya matahari demi sekejap melihat jinggamu.. 
Ketika dulu roman lembayungmu benar-benar buat ku hidup..
tapi lelah jiwaku buat lilinku harus padam.

Senja,
Aku sudah menengadah bertanya, membujuk pada langit jingga yang ingin kau bawa pergi. tapi kau dan dia sama-sama diam mengelabui aku. Tak pernah tahu jawaban pasti dari risau ku ini. Namun yang aku tahu, hari inilah hari terakhir aku menghabiskan waktu menuliskan cerita tentang senja di antara gelapnya malam. Malam inilah malam terakhir aku menyaksikan cahayamu. Benar-benar tenggelam. Aku tidak ingin lagi menemuimu senja. Aku tidak ingin lagi melepas penatku termangu di tepian batu memandangmu jauh.. Tak akan lagi... Ini malam terakhir ada cerita tentang aku dan senja...


*     *     *